Potensi Agribisnis Jagung di Indonesia
Latar Belakang
Jagung termasuk tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat di Indonesia dan sudah bukan barang atau komoditas baru dalam pertaian, jagung adalah salah satu komoditas tanaman yang memiliki manfaat penting bagi masyarakat Indonesia untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri, sebagian besar jagung yang dihasilkan tidak semuanya dijual atau dipasarkan, melainkan juga dikonsumsi sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Jagung mempunyai kandungan protein dan kalori yang sangat dibutuhkan oleh manusia, dan mempunyai nilai nutrisi yang hampir sama dengan beras dan sering kali dikonsumsi sebagai pengganti beras sebagai bahan makan pokok,. Persentase penggunaan jagung di Indonesia adalah 71,7% untuk bahan makanan manusia, 15,5% untuk pakan ternak, 0,8% untuk industri, 0,1% untuk diekspor, dan 11,9% untuk kegunaan lainnya ( Sudjana, 1991 ). Dari persentase di atas dapat diketahui bahwa jagung mempunyai manfaat yang sangat besar untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup dan sangat bermanfaat untuk perindustrian di dalam negeri maupun luar negeri, itu berarti selama makhluk hidup masih hidup dan perindustrian semakin berkembang pertanian tidak akan pernah mati untuk itu pertanian mempunyai prospek yang masih cerah termasuk dalam pembudidayaan jagung atau tanaman lainnya. Pertanian di Indonesia sudah sangat berkembang dengan baik dari dulu yang masih tradisional perlahan-lahan sudah berteknologi. Untuk itu pertanian di Indonesia perlu dukungan penuh dari pemerintah dan perlunya SDM yang lebih berwawasan atau berpengetahuan untuk selalu meningkatkan produksi hasil pertanian termasuk jagung agar Indonesia dapat mengekspor jagung keluar negeri dan dapat menambah devisa dan pendapatan Negara.
Permasalahan
Permasalahan yang sering di alami petani jagung adalah terbatasnya permodalan petani dalam pengembangan usaha jagung itu sendiri, selain itu kurangnya pengetahuan petani dalam memanajemen usaha dan pemasaran hasil produksi sehingga para petani tidak bisa memaksimalkan hasil pemasaran dengan baik, akibatnya sering kali mengalami kerugian dalam usahataninya tersebut.
Pembahasan
Jagung memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing dengan usaha komoditas pertanian lainnya, dalam aspek atau segi budidaya jagung tidak sulit untuk dibudidayakan, jagung dapat tumbuh hampir disemua jenis tanah yang terpenting dan sangat berhubungan erat dengan tersedianya unsur hara NPK pada tanah yang akan ditempati untuk membudidayakan jagung tersebut. Agar tumbuh dengan baik tanaman jagung memerlukan tanah yang yang subur, gembur dan kaya akan humus (sudjana dkk, 1991 ). Untuk masalah benih petani bisa menggunakan varietas-varietas uggul agar produksi jagung yang dihasilkan bisa maksimal dan dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap peningkatan produksi dan produktivitas jagung nasional, sehingga dapat meningkatkan devisa Negara sehingga Indonesia sendiri tidak mengekspor jagung dari luar negeri tetapi Indonesia juga mengekspor jagung Indonesia ke luar negeri.
Dari aspek peluang pemasaran jagung sangat potensiaal itu dibuktikan dengan permintaan jagung dari tahun ketahun semakin meningkat, seperti yang kita ketahui bersama Indonesia adalah Negara agraris dan potensi usahatani tanaman jagung cukup cerah bila dikelola secara intensif dan komersial berpola agribisnis ( Rukmana 1997 ). Seperti yang dijelaskan pada bab latar belakang bahwasanya persentasi penggunaan jagung untuk bahan makanan manusia sebesar 71,7% itu berarti permintaan akan jagung sangat signifikan, terbukti permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan, untuk pakan ternak juga memilikim prospek yang sangat cerah dengan persentase 15,5 % berarti penggunaan jagung sebagai pakan ternak juga lumayan tinggi terbukti dengan banyaknya usaha-usaha ternak yang sangat memerlukan jagung sebagai bahan utama pakan untuk dikonsumsi oleh ternaknya. Selain itu jagung oleh beberapa industri rumah tangga dibuat menjadi beberapa-beberapa olahan makanan seperti emping jagung dan wingko jagung dengan demikian permintaan jagung akan semakin meningkat dan itu sangat potensial sekali apabila olahan jagung itu dapat tembus pasar internasional.
Sedangkan untuk masalah yang sering di alami petani jagung terkait dengan terbatasnya permodalan dan kurangnya pengetahuan petani dalam memanajemen usaha dan pemasaran hasil produksi, petani jagung bisa melakukan kemitraan usaha dengan beberapa perusahaan baik itu perusahaan swasta ataupun perusahaan milik pemerintah karena dengan demikian para petani jagung dapat memperoleh pinjaman modal yang murah tanpa perhitungan bunga sehingga petani jagung bisa mengoptimalkan usaha agribisnis jagungnya, petani juga terjamin untuk mendapat pasokan bahan baku jagung, dan para petani jagung juga mendapatkan bimbingan yang lebih insentif dari perusahaan inti tentang bagaimana memanajemen usaha dan pemasaran hasil produksi melalui kelompok tani. Pada dasarnya kemitraan usaha dalam bidang pertanian telah dilakukan oleh petani jagung Indonesia sejak lama dan masih bersifat tradisional, terutama di daerah-daerah perkebunan. Petani penggarap maupun pemilik di daerah perkebunan rakyat umumnya telah melakukan kemitraan dengan pedagang agar dapat memperoleh pinjaman modal usaha, sistem yang dilakukan biasanya dengan sistem kontrak. Sistem kemitraan ini terus berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan tidak hanya pada tanaman perkebunan, tetapi juga pada tanaman semusim. Akan tetapi dalam kemitraan usaha juga ada kendala yaitu kerugian pada pihak petani jagung itu sendiri yaitu masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan masih rendahnya tingkat pendapatan petani jagung, serta kurangnya komitmen dalam pelaksanaan mekanisme kemitraan usaha tersebut baik oleh petani maupun oleh perusahaan mitra itu sendiri, namun ada beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah dalam pelaksanaan kemitraan usaha diperlukan peningkatan dalam pembinaan dan kontrol. Fungsi pembinaan dan kotrol ini dapat dilakukan oleh pihak pemerintah maupun perusahaan mitra atau lembaga lain yang terlibat dalam kemitraan usaha tersebut agar antara petani dan perusahan berkomitmen ntuk saling berbagi hasil ataupun agar tidak ada kerugian dari kedua belah pihak yaitu perusahaan dengan petani jagung itu sendiri artinya antara kedua belah pihak tersebut saling menguntungkan satu sama lain.
Penutup
Demikian paparan materi yang dapat kami sampaikan pada paper ini tentunya tidak lah sempurna apa yang kami sampaikan disini karena memang terbatasnya pengetahuan, , sumber, maupun literatur yang mendukung tersusunnya paper ini, akan tetapi penulis berharap semoga apa yang kami tulis bisa bermanfaat untuk pembaca sebagai informasi yang dapat menambah wawasan dan pola pikir para pembaca terhadap prospek pertanian khususnya jagung di Indonesia, penulis juga berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun kepada kami demi sempurnaya paper yang kami tulis dan bisa berguna atau bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Pustaka
- Potensi agribisnis jagung di Indonesia. Diambil 17 0ktober 2012
- www.litbang.go.id. Diambil 18 oktober 2012
- Prospek jagung di Indonesia dalam proses agribisnis. Diambil 19 oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar